Lompat ke isi

Kolam ikan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kolam ikan yang membeku di musim dingin

Kolam ikan adalah perairan terkendali, danau buatan, atau reservoir air yang digunakan untuk memelihara sejumlah ikan untuk aktivitas budi daya ikan, pemancingan rekreasi, atau hiasan. Kolam ikan untuk tujuan budi daya merupakan hal yang umum berada di biara, pesantren, istana, dan komunitas lainnya yang mampu menghidupi orang-orang di dalamnya secara subsisten.[1][2]

Kolam ikan direkomendasikan oleh FAO untuk dikembangkan di negara miskin dan berkembang karena mampu menyediakan bahan pangan, sumber pendapatan, sumber air irigasi, dan air minum untuk hewan ternak.[3]

Kondisi Tanah Yang Baik Untuk Membuat Kolam Ikan

[sunting | sunting sumber]

Keadaan jenis tanah penting diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kemiringan serta besar kecilnya pematang. Pemeliharaan ikan dikolam sangat terpengaruh pada pematang untuk menahan volume air. Ketinggian air kolam baru dapat dipertahankan ketika tanah dasar dan pematang dapat menahan air dan tidak porous. Tanah liat berpasir atau lempung liat cukup berpasir biasanya memiliki plastisitas dan tidak porous.

Ciri tanah dengan plastisitas tinggi biasanya tidak mudah terputus ketika dibentuk memanjang seperti pencil, tetapi mudah pecah bila dibentuk lempengan dan dipijat dengan jari. Tanah dengan plastisitas tinggi juga ditandai dengan tidak terlalu menciut apabila kering dan tidak terlalu lengket apabila basah. Tanah sawah memiliki plastisitas yang rendah di mana biasanya ditandai retak-retak apabila kering (biasa disebut selo) dan lengket apabila basah.

Jenis tanah yang baik untuk membuat kolam ikan adalah [4]

  1. Tanah liat atau lempung yang sedikit berpasir (sandy loom), tanah liat ini berkadar liat 35-55% biasanya bersifat hidup dan mudah dibentuk. Untuk mengetahuinya yaitu dengan cara menggenggam tanah tersebut (cara ini mungkin cara yang paling efektif). Tanah ini apabila dibentuk tidak mudah pecah dan tidak melekat ditangan apabila dibentuk sesuatu.
  2. Tanah lempung liat berpasir, terapan atau beranjang dengan kadar liat sekitar 20-35%. Kedua tanah ini sangat kuat untuk menahan air, sehingga cocok untuk pembuatan kolam budidaya ikan.
  3. Tanah lempung berpasir yang berfraksi kasar dengan kadar liat hanya sekitar 30%. Jenis tanah ini awalnya memang sangat sulit untuk menahan air. Namun lama-kelamaan dengan pengolahan tanah yang baik dan terus menerus, ditambah adanya sedimen atau endapan tanah yang terbawa air sungai maka akan timbul daya tahan akan air. Kolam di daerah pegunungan biasanya tergolong jenis ini, mengandung banyak pasir tetapi cukup layak dibuat pematang.

Tanah dengan kandungan pasir yang banyak (lebih dari 70%) terutama yang berbatu tidak cocok untuk dibuat kolam karena tidak bisa menahan air dan sulit dibentuk. Jenis tanah yang demikian masih memungkinkan apabila keseluruhannya dibeton atau ditembok.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Bahan bacaan terkait

[sunting | sunting sumber]