Waktu Musim Panas

artikel daftar Wikimedia

Waktu Musim Panas (WMP) (Daylight Saving Time (DST) di Amerika Utara atau summer time di Inggris, Uni Eropa, dan tempat lainnya) adalah suatu praktik pemajuan jarum jam semasa musim panas sehingga malam hari datang pada pukul yang lebih lambat setiap harinya. Sistem ini dimaksudkan untuk "menyimpan cahaya siang hari" (daylight saving) di musim panas. Karena itu di Eropa sistem ini dikenal sebagai "Waktu Musim Panas". Penerapan WMP biasanya melibatkan pemajuan jarum jam satu jam lebih cepat dari waktu standar pada musim semi dan pemunduran jarum jam satu jam lebih lambat pada musim gugur untuk kembali ke waktu standar.[1][2] Dengan kata lain, terdapat satu hari yang ber-23 jam pada akhir musim dingin (atau awal musim semi) dan satu hari yang ber-25 jam pada musim gugur. Tujuannya adalah agar kegiatan kerja dan sekolah pada musim panas dimulai dan selesai lebih awal, sehingga ketika warga selesai berkegiatan, masih banyak waktu untuk menikmati siang hari yang terang.

Walaupun tidak diterapkan oleh sebagian besar negara di dunia, waktu musim panas umum diterapkan di Dunia Barat.
  WMP diterapkan.
  WMP tidak lagi diterapkan.
  WMP tidak pernah diterapkan.

George Hudson mengusulkan gagasan WMP pada tahun 1895.[3] Kekaisaran Jerman dan Austria-Hungaria mengorganisasi penerapan WMP yang pertama kali ke seluruh negeri mulai dari tanggal 30 April 1916. Banyak negara yang telah menerapkan WMP dalam sejarahnya, utamanya sejak krisis energi 1970-an. WMP biasanya digunakan di wilayah yang beriklim sedang dan kutub, karena perbedaan lamanya siang hari dan malam hari yang cukup besar dari musim ke musim sepanjang tahun di wilayah-wilayah tersebut. Di wilayah khatulistiwa, seperti Indonesia, WMP tidak (lagi) diterapkan karena lamanya siang hari dan malam hari tidaklah berubah banyak sepanjang tahun. Beberapa negara menerapkan WMP hanya pada sebagian wilayahnya saja, misalnya di Australia yang menerapkan WMP hanya di negara bagian di wilayah tenggara Australia.[4] Hanya sebagian kecil populasi dunia yang menggunakan WMP; negara-negara Asia dan Afrika umumnya tidak menerapkan WMP.

Perubahan jarum jam WMP kadang kala memperumit pencatatan waktu dan dapat mengganggu kegiatan perjalanan, penagihan, pembukuan, dan pola tidur seseorang.[5] Perangkat lunak komputer biasanya akan menyesuaikan waktu secara otomatis, tetapi kadang kala perubahan kebijakan WMP di berbagai negara dapat membingungkan.[6]

Alasan penerapan WMP

sunting

Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat industri biasanya mengikut pada jadwal keseharian yang didasarkan pada pukul waktu tertentu yang tetap dan tidak berubah sepanjang tahun. Waktu seseorang mulai dan selesai bekerja atau bersekolah, maupun waktu jadwal transportasi publik, sebagai contohnya, biasanya tetap sepanjang tahun. Sebaliknya, rutinitas kegiatan keseharian dalam masyarakat agraris cenderung ditentukan oleh panjangnya waktu siang hari[7][8] dan waktu matahari, yang berubah-ubah secara musiman disebabkan oleh kemiringan sumbu Bumi. Waktu siang hari di utara dan selatan tropika berlangsung lebih lama pada musim panas dan sebaliknya berlangsung lebih singkat pada musim dingin. Efek ini menjadi lebih drastis seiring menjauhnya seseorang dari wilayah tropis.

Dengan mengatur ulang jarum jam dalam wilayah waktu yang sama secara bersamaan, setiap warga dapat mengikuti jadwal keseharian mereka satu jam lebih awal daripada yang seharusnya; rutinitas kerja harian warga akan dimulai dan selesai satu jam lebih awal sehingga akan terdapat satu jam tambahan untuk menikmati siang hari yang terang.[9][10] Namun, setiap warga juga akan kehilangan satu jam hari terang di awal hari, sehingga penerapan WMP tidak praktis untuk musim dingin.[11][12]

Para pendukung WMP berargumen bahwa kebanyakan warga lebih memilih tambahan jam siang yang terang setelah pekerjaan mereka selesai.[13][14] Selain itu, pendukung WMP juga berargumen bahwa WMP menghemat konsumsi energi dengan menurunkan permintaaan akan listrik dan panas, walaupun dampak aktualnya terhadap penggunaan energi secara keseluruhan dipertentangkan.

Manipulasi waktu seperti WMP di wilayah lintang tinggi (seperti Islandia, Nunavut, Skandinavia atau Alaska) hanya memiliki dampak yang kecil. Hal ini disebabkan perubahan lamanya siang hari dan malam hari yang ekstrem dari musim ke musim; waktu matahari terbit dan terbenam secara signifikan melenceng dari waktu kerja tak peduli bagaimanapun jarum jam dimajukan atau dimundurkan.[15] WMP juga tidak berguna banyak di lokasi dekat khatulistiwa, karena lamanya siang hari di wilayah ini tidak bervariasi banyak sepanjang tahun.[16] Dampak WMP juga bervariasi tergantung setimur dan sebarat mana seseorang berlokasi dalam suatu zona waktu. Lokasi di sebelah timur akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari WMP daripada lokasi yang berada di sebelah barat dalam zona waktu yang sama.[17]

Sejarah

sunting
 
Diagram jam air kuno yang mengijinkan lamanya 1 jam yang bervariasi sesuai musim.

Masyarakat peradaban kuno menyesuaikan jadwal keseharian masyarakatnya dengan matahari dengan membagi waktu siang menjadi 12 pukul tak peduli berapa lamanya siang hari, sehingga lamanya setiap jam siang perlahan-lahan menjadi semakin panjang selama musim semi dan semakin pendek selama musim gugur.[18] Sebagai contohnya, bangsa Romawi mencatat waktu dengan jam air yang berskala berbeda-beda setiap bulannya dalam setahun; di garis lintang Roma, pukul ke-3 sejak matahari terbit (hora tertia) dimulai pada pukul 09:02 waktu matahari dan berlangsung selama 44 menit pada titik balik musim dingin. Namun, pada titik balik musim panas, pukul ke-3 dimulai pada pukul 06:58 waktu matahari dan berlangsung selama 75 menit.[19] Sejak abad ke-14 dan seterusnya, sistem waktu sipil yang berpanjang waktu sama rata setiap pukulnya menggantikan sistem yang berpanjang waktu tak sama rata, sehinga waktu sipil tidak lagi bervariasi sesuai musim. Sistem jam yang tak sama rata masih digunakan dalam beberapa tradisi, seperti di beberapa biara Gunung Athos[20] dan pada semua upacara tradisional Yahudi.[21]

Benjamin Franklin terkenal akan peribahasa Inggrisnya "early to bed and early to rise makes a man healthy, wealthy, and wise" (tidur lebih cepat dan bangun lebih awal membuat manusia sehat, kaya, dan bijaksana).[22][23] Dia menerbitkan sebuah surat ke surat kabar Journal de Paris sewaktu dia menjabat sebagai perwakilan Amerika untuk Prancis (1776–1785) dan menganjurkan para penduduk Paris untuk menghemat lilin dengan bangun lebih awal sehingga dapat memanfaatkan sinar matahari pagi.[24] Satir tahun 1784 ini mengusulkan pemajakan penutup jendela, penjatahan lilin, dan pembangunan warga publik dengan membunyikan lonceng gereja dan menembak meriam saat matahari terbit.[25] Walaupun orang-orang mengira WMP pertama kali diusulkan Franklin, Franklin sebenarnya tidak mengusulkan WMP; Eropa abad ke-18 bahkan tidak memiliki jadwal waktu yang tepat. Namun, hal ini berubah seiring dengan berkembangnya transportasi rel dan jaringan komunikasi yang memerlukan standarisasi waktu.[26]

Pada tahun 1810, Majelis Nasional Spanyol Cortes de Cádiz mengumumkan aturan yang memindahkan waktu pertemuan satu jam lebih awal dari 1 Mei sampai dengan 30 September untuk menyesuaikan dengan perubahan musim. Namun, aturan ini tidak mengubah jarum jam waktu. Aturan ini juga mengakui bahwa bisnis swasta pada saat itu telah memraktikkan perubahan waktu buka sesuai dengan waktu siang hari dengan sendirinya.[27][28]

 
George Hudson memprakarsai WMP modern dan mengusulkannya pada tahun 1895.

Ahli entomologi Selandia Baru George Hudson pertama kali mengusulkan penerapan WMP modern. Jam kerjanya mengizinkan adanya waktu senggang untuk mengoleksi serangga dan ini membuatnya menghargai terangnya hari setelah dia selesai bekerja.[3] Pada tahun 1895, ia menyampaikan sebuah makalah ke Wellington Philosophical Society dan mengusulkan jam kerja lebih awal 2 jam.[9] Usulan ini menarik perhatian yang banyak di Christchurch; ia kemudian mengembangkan lebih jauh usulannya di makalah tahun 1898.[29] Banyak publikasi yang mengalamatkan usulan WMP kepada William Willett, seorang ahli bangunan sekaligus penggemar kegiatan luar yang ternama dari Inggris.[30] Ia secara terpisah mengusulkan WMP pada tahun 1905 sewaktu ia berkuda sebelum sarapan dan mengamati bahwa penduduk London menghabiskan kebanyakan waktu terang pada musim panas dengan tidur.[14] Willett jugalah seorang penggemar golf yang tidak suka bahwa ronde permainannya harus berakhir lebih awal pada senja hari.[31] Solusinya adalah memajukan jarum jam selama musim panas dan ia mempublikasikan usulannya dua tahun kemudian.[32] Anggota parlemen Inggris dari Partai Liberal Robert Pearce menerima usulan tersebut dan mengajukan rancangan undang-undang Daylight Saving ke Dewan Rakyat Britania pada tanggal 12 Februari 1908.[33] Sebuah komite dibentuk untuk membahas hal tersebut, tetapi rancangan undang-undang Pearce tidak berhasil disahkan dan rancangan undang-undang yang sama pada tahun-tahun berikutnya juga gagal. Willett tetap melobi usulannya di Britania sampai kematiannya pada tahun 1915.

Port Arthur, Ontario, Kanada adalah kota pertama di dunia yang memberlakukan WMP pada tanggal 1 Juli 1908.[34][35] Ini kemudian diikuti oleh Orillia, Ontario, yang diperkenalkan oleh William Sword Frost ketika ia menjabat sebagai walikota pada tahun 1911 sampai dengan 1912.[36] Negara yang pertama kali memberlakukan WMP (bahasa Jerman: Sommerzeit) secara nasional adalah Kekaisaran Jerman dan sekutu Perang Dunia I-nya Austria-Hungaria; WMP dimulai pada tanggal 30 April 1916 sebagai upaya untuk menghemat batu bara saat perang. Britania, kebanyakan negara sekutunya, dan negara-negara Eropa yang netral lainnya dengan segera mengikuti praktik tersebut. Rusia dan beberapa negara lainnya menerapkannya satu tahun kemudian. Amerika Serikat menerapkan WMP pada tahun 1918. Kebanyakan negara kemudian mencabut pemberlakuan WMP setelah perang usai pada tahun 1918, kecuali Kanada, Britania Raya, Prancis, Irlandia, dan Amerika Serikat. Praktik ini kemudian menjadi lebih umum semasa Perang Dunia II dan diberlakukan luas di Amerika dan Eropa sejak tahun 1970-an sebagai akibat dari krisis energi 1970-an. Sejak saat itu, banyak negara yang telah memberlakukan, menyesuaikan, dan membatalkan WMP dari tahun ke tahun.[37]

Prosedur

sunting
Saat WMP mulai diberlakukan, jarum jam dimajukan satu jam ke depan (seolah-olah melompati satu jam) setelah tengah malam.
Ketika pemberlakuan WMP berakhir dan waktu standar diberlakukan, jarum jam dimundurkan satu jam ke belakang (seolah-olah mengulangi satu jam) setelah tengah malam. Waktu pasti pemberlakuan berbeda-beda sesuai negara.

Pemerintah tiap-tiap negara atau daerah biasanya menjadwalkan perubahan jarum jam pada tengah malam (atau sesudahnya) di akhir pekan, sehingga mengurangi gangguan pada jadwal hari kerja.[38] Di seluruh negara-negara yang memberlakukan WMP secara musiman (pada musim panas), jarum jam dimajukan dari waktu standar menjadi waktu musim panas pada musim semi dan jarum jam dimundurkan kembali dari waktu musim panas menjadi waktu standar pada musim gugur. Biasanya jarum jam dimajukan 1 jam ke depan, walaupun pemajuan sebesar 20 menit dan 2 jam pernah diberlakukan di beberapa tempat. Praktik seperti ini secara efektif mengurangkan jumlah jam dalam satu hari (menjadi 23 jam) pada hari pemberlakuan WMP di musim semi dan menambahkan jumlah jam dalam satu hari (25 jam) pada hari pemberlakukan kembali waktu standar di musim gugur. Sebagai contohnya, apabila pemberlakuan WMP terjadi pada tengah malam musim semi, maka tampilan jam waktu lokal akan meloncat dari pukul 23:59:59.9 menjadi pukul 01:00:00.0. Pada musim gugur, tampilan jam waktu lokal akan mengulang kembali pukul waktu sebelumnya dari pukul 23:59:59.9 menjadi pukul 23:00:00.0.

Di kebanyakan negara yang memberlakukan WMP secara musiman, waktu yang berlaku pada musim dingin secara resmi disebut sebagai "waktu standar".[39] Waktu standar ini sesuai dengan standarisasi zona waktu yang mengikut pada waktu rata-rata lokal dekat pusat wilayah masing-masing.[40] Hal ini terkecuali bagi Irlandia, yang waktu musim dinginnya (UTC ±00:00) secara resmi disebut Greenwich Mean Time (Waktu Rata-Rata Greenwich), mengikut pada penamaan di Britania, tetapi waktu musim panasnya (UTC+01:00) secara resmi disebut Irish Standard Time (Waktu Standar Irlandia),[41][42] berbeda dengan penamaan di Britania, yakni British Summer Time (Waktu Musim Panas Britania).[43]

Manakala kebanyakan negara memberlakukan WMP pada musim panas dan waktu standar pada musim dingin, Maroko memberlakukan WMP (sejak 2019) setiap bulannya dalam setahun, kecuali pada bulan Ramadan. Pada bulan suci ini (yang ditentukan berdasarkan pada kalender hijriyah), Maroko memberlakukan Waktu Greenwich (UTC+00:00). Menjelang berakhirnya bulan ramadan, jarum jam dimajukan menjadi Waktu Afrika Barat (UTC+01:00), yang tetap diberlakukan hingga bulan ramadan tahun hijriyah selanjutnya.[44][45][46]

Waktu perubahan jarum jam ini berbeda-beda menurut negara dan yurisdiksi. Negara-negara anggota Uni Eropa memberlakukannya dengan selaras, yakni perubahan zona waktu secara serentak pada pukul 01:00 Waktu Universal Terkoordinasi (UTC). Ini berarti, perubahan jarum jam terjadi pada pukul 02:00 Waktu Eropa Tengah (CET) dan pada pukul 03:00 Waktu Eropa Timur (EET). Dengan demikian, selisih waktu antar tiap-tiap zona waktu di Eropa tetaplah konstan.[47][48] Hal ini berbeda dengan di Amerika Utara, yang perubahan jarum jamnya dilakukan di tiap-tiap yuridiksi pada pukul 02:00 waktu lokal. Ini berarti bahwa akan terdapat perubahan selisih waktu (yang sementara) antar tiap-tiap zona waktu di Amerika Utara. Sebagai contohnya, Waktu Pegunungan, alih-alih berselisih 1 jam dengan Waktu Standar Pasifik seperti biasanya, akan berselisih 0 jam selama 1 jam pada musim gugur dan berselisih 2 jam selama 1 jam pada musim semi.

Tanggal perubahan jarum jam juga berbeda-beda menurut lokasi dan tahun. Sebagai akibatnya, selisih waktu antar zona waktu juga bervariasi sepanjang tahun. Sebagai contohnya, Waktu Eropa Tengah biasanya berselisih 6 jam lebih awal daripada Waktu Timur Amerika Utara, terkecuali pada beberapa minggu pada bulan Maret dan Oktober/November. Sejak tahun 1996, Waktu Musim Panas Eropa diberlakukan dari hari Minggu terakhir bulan Maret sampai dengan hari Minggu terakhir bulan Oktober. Sebelumnya, tanggal pemberlakuan ini tidak seragam di seluruh negara anggota Uni Eropa.[48] Sementara itu, sejak tahun 2007, kebanyakan wilayah di Amerika Serikat dan Kanada memberlakukan WMP dari hari Minggu kedua bulan Maret sampai dengan hari Minggu pertama bulan November.[49] Oleh karena musim panas dan musim gugur di belahan Bumi Selatan datang pada waktu yang berlawanan dengan musim panas dan musim gugur di belahan Bumi Utara, pemberlakuan WMP di belahan Bumi Selatan juga berlawanan. Contohnya, Chili memberlakukan WMP dari hari Sabtu kedua bulan Oktober sampai dengan hari Sabtu kedua bulan Maret.[50] Di beberapa negara, misalnya Australia, Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat, zona waktu diatur oleh pemerintah/yuridiksi daerah. Hal ini berimbas pada ketidakseragaman pemberlakuan WMP di dalam negara tersebut.[51][52] Misalnya, pada tahun 2008, kebanyakan negara bagian Australia yang memberlakukan WMP mengubah jarum jam pada tanggal 5 Oktober, tetapi negara bagian Australia Barat mengubah jarum jam pada tanggal 26 Oktober.

Dari tahun ke tahun, tanggal perubahan jarum jam juga dapat diubah atas alasan politik dan sosial. Undang-Undang Waktu Seragam 1996 Amerika Serikat secara resmi menentukan periode pemberlakuan WMP di Amerika Serikat berlangsung selama 6 bulan; periode ini diperpanjang menjadi 7 bulan pada tahun 1986, dan kemudian menjadi 8 bulan pada tahun 2005.[53][54][55] Perpanjangan periode WMP pada tahun 2005 dimotivasi sebagian oleh para pelobi dari industri permen yang ingin meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara memasukkan hari Halloween (31 Oktober) ke dalam periode WMP.[56]

Unsur politik

sunting

Waktu musim panas telah mengundang banyak kontroversi sejak pemberlakuannya dimulai.[57] Winston Churchill berargumen bahwa WMP memperluas "kesempatan bagi jutaan warga yang hidup di negara ini untuk meraih kesehatan dan kebahagian."[58] Sebaliknya, berbagai pakar politik memelesetkan "Daylight Saving Time" menjadi "Daylight Slaving Time" (Waktu Perbudakan Siang Hari).[59] Perusahaan-perusahaan yang berkepentingan di bidang retail, olahraga, dan pariwisata secara historis mendukung pemberlakuan WMP, manakala yang berkepentingan di bidang pertanian dan hiburan malam menolak pemberlakuannya. Pemberlakuan WMP pada awalnya dicetus oleh krisis energi dan peperangan.[60]

Gagalnya usulan WMP Willett pada tahun 1907 menunjukkan adanya unsur-unsur politik dalam pemberlakuan WMP. Usulan Willett mendapat dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Arthur Balfour, Churchill, David Lloyd George, Ramsay MacDonald, Edward VII (yang pada saat itu memberlakukan WMP di kediamannya di Sandringham), direktur pelaksana Harrods, dan manajer National Bank. Namun, penolakannya lebih keras, meliputi Perdana Menteri H. H. Asquith, William Christie (Astronomer Royal), George Darwin, Napier Shaw (direktur Kantor Meteorologis Britania), para pemilik bioskop, dan organisasi-organisasi pertanian. Setelah pembahasan yang berlarut-larut, usulan Willett ditolak dengan selisih suara yang tipis di komite Parlemen Britania pada tahun 1909. Para pendukung Willett mengusulkan rancangan undang-undang yang sama setiap tahunnya dari tahun 1911 sampai dengan 1914, tetapi tidak berhasil.[61] Di Amerika Serikat, para politikusnya lebih skeptis terhadap WMP; Andrew Peters mengajukan rancangan undang-undang WMP ke Dewan Perwakilan Amerika Serikat pada Mei 1909, tetapi tidak dilanjutkan pembahasannya oleh komite Dewan Perwakilan AS.[62]

 
Perusahaan retail pada umumnya mendukung pemberlakuan WMP; Poster dari United Cigar Stores ini memuji pengesahan undang-undang WMP tahun 1918

Jerman memelopori pemberlakuan WMP (Sommerzeit dalam bahasa Jerman) semasa Perang Dunia I pada tanggal 30 April 1916 bersama dengan sekutunya untuk meringankan beban kelangkaan batu bara semasa perang dan pemadaman listrik pada saat serangan udara. Ini berimbas pada perubahan perhitungan politik di negara lain; Britania Raya memberlakukan WMP pertama kali pada tanggal 21 Mei 1916.[63] Robert Garland, industriawan Pittsburgh, yang mewakili kepentingan industri retail dan manufaktur AS dengan segera melobi pemberlakuan WMP di Amerika Serikat. Namun, hal ini ditentang oleh industri rel kereta api. Keterlibatan Amerika Serikat dalam perang tersebut pada tahun 1917 mengalahkan penolakan tersebut dan WMP diberlakukan di Amerika Serikat pada tahun 1918.[64]

Seusai perang, sentimen politik berbalik arah. Para petani tetap tidak menyukai WMP dan banyak negara kemudian membatalkannya setelah perang. Jerman sendiri membatalkan WMP dari tahun 1919 sampai dengan 1939 dan tahun 1950 sampai dengan 1979.[65] Pengecualian ada pada Britania yang tetap memberlakukan WMP di seluruh negeri, walaupun tanggal perubahan jam disesuaikan dari tahun ke tahun atas berbagai alasan, Sekarang, waktu musim panas dimulai dari hari Minggu terakhir bulan Maret sesuai dengan pedoman Masyarakat Ekonomi Eropa.[48] Di Amerika Serikat, Kongres AS mengesahkan pembatalan WMP setelah tahun 1919, tetapi Presiden Woodrow Wilson yang juga seorang penggemar golf seperti Willet memveto pembatalan tersebut dua kali. Veto keduanya kemudian dikalahkan oleh Kongres AS. Sejak itu, hanya beberapa kota di Amerika Serikat yang masih memberlakukan WMP secara lokal,[66] meliputi New York, yang mempertahankannya agar bursa keuangannya dapat mempertahankan perdagangan arbitrase selama satu jam dengan London, serta Chicago dan Cleveland, yang mempertahankannya agar dapat mengimbangi New York.[67] Penerus Wilson, Warren G. Harding, menolak WMP dan menyebutnya sebagai "tipuan". Ia beralasan bahwa warga seharusnya bangun dan pergi bekerja lebih awal pada musim panas. Ia memerintahkan pegawai federal Distrik Kolumbia untuk memulai kerja mereka pada jam 8 pagi, alih-alih jam 9 pagi, selama musim panas pada tahun 1922. Beberapa perusahaan kemudian mengikuti kebijakan ini, walaupun banyak yang tidak; percobaan ini kemudian tidak diulangi.[10]

Sejak penerapan WMP oleh Jerman pada tahun 1916, banyak negara yang telah memberlakukan, menyesuaikan, dan membatalkan WMP atas berbagai alasan politik.[68] Amerika Serikat memberlakukan WMP secara nasional di kedua perang dunia, tetapi tidak menstandarisasinya saat perang usai sampai dengan tahun 1966.[69][70] Contohnya, kota St. Paul dan Minneapolis, Minnesota, berada dalam zona waktu yang berbeda selama 2 minggu pada bulan Mei 1965 ketika kota St. Paul memutuskan untuk memberlakukan WMP lebih awal, mengikut dengan kota-kota lainnya di AS, ketimbang Minneapolis yang memberlakukan WMP dua minggu setelahnya mengikut pada ketentuan hukum negara bagain Minnesota.[71] Pada pertengahan tahun 1980-an, perusahaan Clorox dan 7-Eleven membiayai Koalisi Waktu Musim Panas yang mendorong perpanjangan durasi WMP Amerika Serikat pada tahun 1987. Kedua senator Idaho, Larry Craig and Mike Crapo, memberikan dukungan suara untuk pengesahan perpanjangan ini didasarkan pada anggapan bahwa restoran-restoran siap saji menjual lebih banyak kentang goreng, yang diproduksi dari kentang Idaho, semasa WMP.[72]

Daftar Pustaka

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Daylight Saving Time "fall back" doesn't equal sleep gain". Harvard Health Publishing. Harvard Health Publishing. November 2013. Diakses tanggal October 14, 2018. 
  2. ^ "Adjusting to Daylight Savings Time". www.medicalwesthospital.org. Diakses tanggal February 3, 2019. 
  3. ^ a b Gibbs, George. "Hudson, George Vernon". Dictionary of New Zealand Biography. Ministry for Culture and Heritage. Diakses tanggal March 22, 2015. 
  4. ^ "Implementation dates of daylight saving time within Australia". Bureau of Meteorology. September 22, 2009. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lahti
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Tong
  7. ^ "Daylight savings time". Session Weekly. Minnesota House Public Information Office. 1991. Diakses tanggal August 7, 2013. 
  8. ^ "Single/Double Summer Time policy paper" (PDF). Royal Society for the Prevention of Accidents. October 2006. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal September 13, 2012. 
  9. ^ a b G. V. Hudson (1895). "On seasonal time-adjustment in countries south of lat. 30°". Transactions and Proceedings of the New Zealand Institute. 28: 734. 
  10. ^ a b Seize the Daylight (2005), hlm. 115–118.
  11. ^ Mark Gurevitz (March 7, 2007). Daylight saving time (Laporan). Order Code RS22284. Congressional Research Service. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 31, 2014. 
  12. ^ Handwerk, Brian (November 6, 2011). "Permanent Daylight Saving Time? Might Boost Tourism, Efficiency". National Geographic. Diakses tanggal January 5, 2012. 
  13. ^ Mikkelson, David (March 13, 2016). "Daylight Saving Time". Snopes. Diakses tanggal October 17, 2016. 
  14. ^ a b "100 years of British Summer Time". National Maritime Museum. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 28, 2014. 
  15. ^ "Bill would do away with daylight savings time in Alaska". Peninsula Clarion. March 17, 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 2, 2013. Diakses tanggal January 5, 2013. Because of our high latitudinal location, the extremities in times for sunrise and sunset are more exaggerated for Alaska than anywhere else in the country," Lancaster said. "This makes Alaska less affected by savings from daylight-saving time. 
  16. ^ Rosenberg, Matt (2016). "Daylight Saving Time (Also Known as Daylight Savings Time)". About. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-21. Diakses tanggal October 17, 2016. 
  17. ^ Swanson, Anna (March 11, 2016). "Why daylight saving time isn't as terrible as people think". The Washington Post. Diakses tanggal March 27, 2018. 
  18. ^ Berthold (1918). "Daylight saving in ancient Rome". The Classical Journal. 13 (6): 450–451. 
  19. ^ Jérôme Carcopino (1968). "The days and hours of the Roman calendar". Daily Life in Ancient Rome: The People and the City at the Height of the Empire. Yale University Press. ISBN 978-0-300-00031-3. 
  20. ^ Robert Kaplan (2003). "The holy mountain". The Atlantic. 292 (5): 138–141. 
  21. ^ Hertzel Hillel Yitzhak (2006). "When to recite the blessing". Tzel HeHarim: Tzitzit. Nanuet, NY: Feldheim. hlm. 53–58. ISBN 978-1-58330-292-7. 
  22. ^ Manser, Martin H. (2007). The Facts on File dictionary of proverbs. Infobase Publishing. hlm. 70. ISBN 9780816066735. Diakses tanggal October 26, 2011. 
  23. ^ Benjamin Franklin; William Temple Franklin; William Duane (1834). Memoirs of Benjamin Franklin. McCarty & Davis. hlm. 477. Diakses tanggal October 20, 2016. 
  24. ^ Seymour Stanton Block (2006). "Benjamin Franklin: America's inventor". American History. 
  25. ^ Benjamin Franklin, writing anonymously (April 26, 1784). "Aux auteurs du Journal". Journal de Paris (dalam bahasa French) (117): 511–513.  Its first publication was in the journal's "Économie" section in a French translation. The revised English version Diarsipkan 2017-11-15 di Wayback Machine. [cited February 13, 2009] is commonly called "An Economical Project", a title that is not Franklin's; see A.O. Aldridge (1956). "Franklin's essay on daylight saving". American Literature. 28 (1): 23–29. doi:10.2307/2922719. JSTOR 2922719. 
  26. ^ Eviatar Zerubavel (1982). "The standardization of time: a sociohistorical perspective". The American Journal of Sociology. 88 (1): 1–23. doi:10.1086/227631. 
  27. ^ Luxan, Manuel (1810). Reglamento para el gobierno interior de las Cortes (PDF). Congreso de los Diputados. Diakses tanggal September 4, 2018. 
  28. ^ Martín Olalla, José María (September 3, 2018). "La gestión de la estacionalidad". El Mundo (dalam bahasa Spanyol). Unidad Editorial. Diakses tanggal September 4, 2018. 
  29. ^ G. V. Hudson (1898). "On seasonal time". Transactions and Proceedings of the New Zealand Institute. 31: 577–588. 
  30. ^ "New Zealand time". New Zealand Geographer. 4 (1): 104. 1948. doi:10.1111/j.1745-7939.1948.tb01515.x. 
  31. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 3.
  32. ^ William Willett (1907). The waste of daylight (edisi ke-1st). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-30. Diakses tanggal 2020-07-05 – via Daylight Saving Time. 
  33. ^ "Daylight Saving Bill". Parliamentary Debates (Hansard). House of Commons. February 12, 1908. col. 155–156. 
  34. ^ "Time to change your clocks – but why?". Northern Ontario Travel (dalam bahasa Inggris). March 8, 2018. Diakses tanggal October 9, 2018. 
  35. ^ Daylight Saving Time, diakses tanggal October 8, 2018 
  36. ^ Moro, Teviah (July 16, 2009). "Faded Memories for Sale". Orillia Packet and Times. Orillia, Ontario. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 26, 2016. Diakses tanggal October 20, 2016. 
  37. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 51–89.
  38. ^ "Information for visitors". Lord Howe Island Tourism Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 3, 2009. Diakses tanggal April 20, 2009. 
  39. ^ "Time Zone Abbreviations – Worldwide List", timeanddate.com, Time and Date AS, diakses tanggal 14 May 2020 
  40. ^ MacRobert, Alan. "Time in the Sky and the Amateur Astronomer". Sky and Telescope. Diakses tanggal 14 May 2020. 
  41. ^ "Standard Time (Amendment) Act, 1971". electronic Irish Statute Book (eISB) (dalam bahasa Inggris). 
  42. ^ "Time Zones in Ireland". timeanddate.com. Time and Date AS. Diakses tanggal 14 May 2020. 
  43. ^ "Time Zones in the United Kingdom". timeanddate.com. Time and Date AS. Diakses tanggal 14 May 2020. 
  44. ^ Kasraoui, Safaa (April 16, 2019). "Morocco to Switch Clocks Back 1 Hour on May 5 for Ramadan". Morocco World News. 
  45. ^ "Release of the Moroccan Official Journal" (PDF) (Siaran pers) (dalam bahasa Arabic). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-10-26. Diakses tanggal October 31, 2018.  "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-10-26. Diakses tanggal 2020-07-08. 
  46. ^ "Time Zones in Morocco". timeanddate.com. Time and Date AS. Diakses tanggal 15 May 2020. 
  47. ^ National Physical Laboratory (March 31, 2016). "At what time should clocks go forward or back for summer time (FAQ – Time)". Diarsipkan dari versi asli tanggal October 11, 2016. Diakses tanggal October 17, 2016. The time at which summer time begins and ends is given in the relevant EU Directive and UK Statutory Instrument as 1 am. Greenwich Mean Time (GMT)... All time signals are based on Coordinated Universal Time (UTC), which can be almost one second ahead of, or behind, GMT so there is a brief period in the UK when the directive is not being strictly followed. 
  48. ^ a b c Joseph Myers (July 17, 2009). "History of legal time in Britain". 
  49. ^ Tom Baldwin (March 12, 2007). "US gets summertime blues as the clocks go forward 3 weeks early". The Times. London. 
  50. ^ "Historia de la hora oficial de Chile" (dalam bahasa Spanish). Chilean Hydrographic and Oceanographic Service. October 1, 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-02. Diakses tanggal 2020-07-10. 
  51. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 179–180.
  52. ^ "Why Arizona doesn't observe daylight-saving time". usatoday.com. 
  53. ^ Downing, Michael (2018). "One Hundred Years Later, the Madness of Daylight Saving Time Endures". The Conversation. Diakses tanggal 14 May 2020. 
  54. ^ Korch, Travers (2015). "The Financial History of Daylight Saving". Bankrate. Diakses tanggal 14 May 2020. 
  55. ^ "Energy Policy Act of 2005, Public Law 109-58 § 110". August 8, 2005. 
  56. ^ Morgan, Thad (2017). "The Sweet Relationship Between Daylight Saving Time and Halloween". History. Diakses tanggal 14 May 2020. 
  57. ^ DST practices and controversies:
  58. ^ Winston S. Churchill (April 28, 1934). "A silent toast to William Willett". Pictorial Weekly. 
  59. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 117.
  60. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. xi.
  61. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 12–24.
  62. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 72–73.
  63. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 51–70.
  64. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 80–101.
  65. ^ "Time Changes in Berlin Over the Years". timeanddate.com. 
  66. ^ Robert Garland (1927). Ten years of daylight saving from the Pittsburgh standpoint. Carnegie Library of Pittsburgh. OCLC 30022847. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 28, 2006. 
  67. ^ Spring Forward (2005), hlm. 47–48.
  68. ^ David P. Baron (2005). "The politics of the extension of daylight saving time". Business and its Environment (edisi ke-5th). Prentice Hall. ISBN 978-0-13-187355-1. 
  69. ^ Seize the Daylight (2005), hlm. 147–155, 175–180.
  70. ^ Ian R. Bartky; Elizabeth Harrison (1979). "Standard and daylight-saving time". Scientific American. 240 (5): 46–53. Bibcode:1979SciAm.240e..46B. doi:10.1038/scientificamerican0579-46. ISSN 0036-8733. 
  71. ^ May 1965, Minnesota Mayhem.
  72. ^ James C. Benfield (May 24, 2001). "Statement to the U.S. House, Committee on Science, Subcommittee on Energy". Energy Conservation Potential of Extended and Double Daylight Saving Time. Serial 107-30. 

Pranala luar

sunting